Klasifikasi Dana Pendidikan Dan Manajemen
Keuangan sekolah
(Manajemen sekolah)
Dosen
Pembimbing : DR Thha
Hasan, MM./Asisten Neng Ulya,S.Pd.I
KELOMPOK
VI
NAMA
:
Dimas Janataka :121170501086
Dini Niswatu Umumah :124117050117
Sofyan :
FAKUTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG
Jl Hs. Ronggowaluyo ,Telukjambe Timur, Karawang
2015/2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ......... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ......... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... ......... 1
A.
Latar
Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... ......... 2
A. Klasifikasi
Dana Pendidikan........................................................................... 2
B. Manajemen Keuangan sekolah.............................................................. ......... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ ......... 8
A.
Kesimpulan..................................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
yang berbentuk makalah ini dengan judul “klasifikasi dana pendidikan dan Manajemen Keuangan Manajemen
Keuangan sekolah ”.
Penyusunan karya ilmiah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Tafsir Manajemen Sekolah dan juga sebagai ajang
latihan untuk membuat skripsi pada masa mendatang
Tugas ini dapat terselesaikan karena
adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.
Penyusun mengharap kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan penyusunan
karya tulis pada masa mendatang
Harapan penyusun, semoga karya tulis
ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan
pembaca.
Karawang, 05 Maret 2015
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan
yang di dalamnya memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan. Diantaranya
adalah tenaga pendidik, tata usaha, peserta didik, dan staf tata usaha.
Diantara kompoen tersebut harus memilki hubungan yang saling mendukung yang
mampu menunjang operasional sekolah dan pada akhirnya kebutuhan anak didik akan
pendidikan terpenuhi dengan baik.
Dalam mendukung kegiatan
pendidikan di sekolah manajemen keuangan pendidikan memilki peran penting.
Setiap pelaksanaan kegiatan sekolah pastilah membutuhkan dana, dan dana
tersebut diatur sedemikian rupa agar dana dapat dipergunakan secara efisien.
Dana yang diperoleh sekolah dapat bersumber
dari pemerintah, orang tua peserta didik, maupun dari pihak lain. Ketika dana
tersebut sudah masuk, pengelolaan keuangan dibutuhkan untuk mengelola dana
dengan baik dan transparan. Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan mengenai manajemen keuangan agar sekolah dapat
memaksimalkan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Klasifikasi Dana Pendidikan ?
2. Bagaimana
Manajemen Keuangan sekolah ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Klasifikasi Dana Pendidikan
2.
Mengetahui Tentang Manajemen Keuangan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi
Dana Pendidikan
Pemikiran
tentang dana pendidikan, paling tidak dapat difokuskan pada dana langsung, dana
tak langsung, sumber-sumber dana pendidikan, kriteria kesejahteraan sosial
maksimum, kriteria keputusan dan beberpa masalah dalam analisis keuntungan
biaya. Analisis terhadap danalangsung dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
perbelanjaan untuk penyelenggaraan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi;
Rata-rata anggaran pendidikan untuk tiap peserta didik ; serta biaya
sarana-sarana pendukung ( transfortasi, buku-buku, uang saku, dan sebagainya ).
Dana
tak langsung sering Juga dipandang sebagai yang tidak dapat dilihat secra nyata
( hidden costs), yang dapat dibedakan menjadi :
1. Biaya
yang seolah-olah hilang karena siswa berseolah, dibandingkan seandainya bekerja
untuk mendapatkan pemasukan ( uang )
2. Nilai
pengecualian pajak seperti yang umumnya dikenakan pada lembaga-lembaga non
profit ( tidak terkecuali lembaga pendidikan ) ;
3. Inputed
costs depresi dan bunga ( dalam hubungannya dengan biaya-biaya gedung dan
perlengkapan pendidikan sekolah ).
Dalam kaitannya dengan
dana pendidikan, Thomas (1985) mengungkapkan adanya dana langsung dan tidak
langsung, serta dana masyarakat dan dana pribadi.
1. Dana
langsung dan tidak langsung.
Dana
langsung ialah dana yang langsung digunakan untuk operasional sekolah dan
langsung dikeluarkan untuk kepentingan pelaksanan proses belajar mengajar,
terdiri atas dana pembangunan dan dana rutin.
Dana
tidak langsung ialah dana berupa keuntungan yang hilangdalam bentuk kesempatan
yang hilang yang dikorbankan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan
belajar-mengajar. Dana tidak langsung juga menyangkut dana yang menunjang
siswaa untuk dapat hadir di sekolah, yang meliputi biaya hidup, transportasi,
dan dana lainnya. Dana tidak langsung sulit dihitung karena tidak ada catatan
resmi. Berdasarkan alasan praktis biaya ini tidak turut dihitung dalam
perencanaan oleh para administrator, perencana, atau pembuat keputusan.
Dana pembangunan
ialah dana yang digunakan untuk pembelian tanah bangunan ruang kelas,
perpustakaan, lapangan olahraga, konstruksi bangunan, serta penggantian dan
perbaikan. Dana pembangunan ini, terdiri atas tiga kelompok, yaitu untuk siswa
di sekolah, asrama siswa, dan tempat tinggal guru.
Dana rutin ialah
dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu
tahun anggaran. Dana rutin digunakan untuk menunjang pelaksanaan program
belajar-mengajar, pembayaran gaji guru dan personil sekolah, administrasi
kantor, pemeliharaan serta perawatan sarana dan prasarana.
Pembayaran
gaji guru, kepala sekolah, dan para pegawai dalam manajemen berbasis sekolah
seharusnya ditentukan atas pangkat , jabatan, pendidikan, dana masa kerja. Di
samping itu, perlu dipertimbangkan masalah kreativitas dan prestasi kerjanya.
Jumlah gaji yang diterima seorang pegawai minimal dapat memenuhi biaya hidup,
yang merujuk pada daya beli dari penghasilan yang diterima untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga.
2. Dana
Masyarakat Dan Dana Pribadi
Dana masyarakat ialah
dana yang dikeluarkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan, baik yang
dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung, berupa uang sekolah, uang
saku, dan dana lainnya. Dana tidak langsung seperti pajak dan retribusi, di
dalam dana masyarakat termasuk dana pribadi, yaitu dana yang berasal dari rumah
tangga termasuk kesempatan yang hilang. Dana pribadi ialah dana langsung yang
dikeluarkan dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian buku, dan dana
hidup setiap siswa.
B. Manajemen
Keuangan Sekolah
Keuangan
dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang
efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa
lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Keuangan
dan pembiayaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah,
yang memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana
masyarakat. Investasi tersebut harus dikelola secara efekif dan efisien dan
diarahkan langsung terhadap pencapaian tujuan. Hal ini merupakan kegiatan
manajemen keuangan yang mengatur penerimaan, pengalokasian, dan
pertanggungjawaban keuangan untuk menunjang pelaksanaan program
pengajaran.
Manajemen
keuangan meliputi perencanaan finansial, pelaksanaan, dan evaluasi. Jones (
1985 ) mengemukakan financial planning is called budgeting merupakan kegiatan
mengkoordinasi sema sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang
diinginkan secara sistematis tanpa terjadi efek samping yang merugikan. Implementation
involves accounting atau pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan
rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan.
Evaluasi merupakam proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.
Komponen utama manajemen keuangan
meliputi prosedur anggaran, akuntasi keuangan, pembelajaran, pergudangan,
pendistribusian, investasi, dan pemeriksaan. Bertolak dari pengertian, tahapan
( fungsi ), dan komponen manajemen keuangan, dalam proses manajemen keuangan
sekolah diperlukan strategi pengelolaan yang efektif dan efisien.
1.
Pengelolaan Dana di
Sekolah
Sekolah
merupakan sistem yang terdiri atas serangkaian komponen yang saling terkait,
dan membutuhkan masukan dari lingkungan untuk melakukan proses transformasi
serta mengeluarkan hasil.
Salah
satu cara berfikir , berkaitan dengan pengelolaan dana disekolah, adalah
kreatif dan dinamis selaras dengan kebutuhan perkembangan yang terjadi
dimasyarakat dan lingkungan. Hal tersebut dikenal juga dengan manajemen
strategis, yang menyangkut orientasi ke masa depan, berhubungan dengan
unit-unit kegiatan yang kompleks, perhatian terhadap manajemen puncak, pengaruh
jangka panjang, dan alokasi sumber-sumber daya. Sehubungan dengan pendapat
tersebut, berpikir strategik berkenaan dengan banyak pilihan sebagai alternatif
pemecahan masalah, memerlukan seperangkat kemampuan analisis yang tepat dan
cermat untuk memperkecil tingkat kesalahan yang timbul dimasa depan. Kerangka
manajemen strategis yang dikemukakan Rowe meliputi perencanaan strategis,
struktur organisasi, kontrol strategis, dan kebutuhan sumber. Manajemen
strategis merupakan proses perencanaan dan pengelolaan terhadap keempat gugus
komponen tersebut. Manajemen strategis berfungsi mengarahkan operasi internal
organisasi berupa alokasi sumber daya manusia, sarana fisik dan keuangan, untuk
mewujudkan interaksi optiamal dengan lingkungan sekitarnya.
Strategis
sekolah dalam menggali dana pendidikan secara administratif sangat tepat karena
berkaitan dengan bagaimana seorang kepala sekolah melakukan upaya-upaya
pengelolaan sumber daya dan sumber dana yang terdapat didalam lingkungan
sekolah. Dalam MBS strategi tersebut dapat direalisasikan melaui penyelenggara
berbagai kegiatan berikut :
a. Melakukan
analisis intenal dan eksternal terhadap berbagai potensi sumber dana
b. Mengindentifikasi,
mengelompokkan dan memperkirakan sumber-sumber dana yang dapat digali dan dikembangkan
c. Menetapkan
sumber-sumber dana melalui:
1) Musyawarah
dengan orang tua siswa baru, pada awal tahun ajaran
2) Musyawarah
dengan para guru untuk mengembangkan koperasi sekolah
3) Menggalang
partisipasi masyarakat melalui dewan sekolah
4) Menyelenggarakan
kegiatan olahraga dan kesenian peserta didik untuk mengumpulkan dana dengan
memanfaatkan fasilitas sekolah.
2.
Perencanaan Pengelolaan
Dana
Perencanaan
dalam manajemen keuangan ialah kegiatan merencanakan sumber dana untuk
menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
Perencanaan menghimpun sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk mencapai suatu
tujuan berhubungan dengan anggaran atau budget, sebagai penjabaran suatu
rencana kedalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan. Ada dua bagian
dalam penganggaran, yaitu perkiraan pendapatan dan pengeluaran. Prakiraan dan
penyajian pendapatan harus dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat
direalisasikan.
3.
Proses Penyusunan
Anggaran
Proses perencanaan anggaran di
sekolah, sangat sederhana dan kepala sekolah dapat melaporkan secara sederhana
pula. Format yang digunakan untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah ( RAPBS ) (1) Sumber pedapatan; (2) pengeluaran untuk kegiatan
belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan saran prasarana, pengembangan
sumber belajar dan alat pelajaran, serta honorarium dan kesejahteraan.
Dalam kaitannya dengan proses
penyususnan anggaran ini, Lipham ( 1985 ) mengungkapkan empat fase kegiatan
pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan
anggaran
b. Mempersiapkan
anggaran
c. Mengelola
pelaksanaan anggaran
d. Menilai
pelaksanaan anggaran
Proses penyusunan anggaran
memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan
untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rencana anggaran. Banyak
faktor yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran pendidikan di sekolah,
seperti perkembangan peserta didik, inflasi, pengembangan program, dan
perbaikan serta peningkatan pendekatan belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan perencanaan
dan pembiayaan MBS perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengganti
beberapa peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan perkembangan
kebutuhan masyarakat akan pendidikan.
b. Melakukan
perbaikan terhadap peraturan dan input lain yang relevan, dengan merancang
pengembangan sistem secara efektif.
c. Melakukan
pengawasan dan penilaian terhadap proses dan hasil MBS secara terus menerus dan
berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.
Berdasarkan hal
tersebut dapat dikemukakan bahwa MBS dapat diimplementasikan secara efektif dan
berjalan lancar apabila didukung oleh beberapa sumber yang essensial, seperti:
a) Sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan luas serta tepat
waktu sesuai dengan dinamika sosial masyarakat; b) tersedianya informasi yang
akurat dan tepat waktu untuk menunjang pembuatan keputusan; c) menggunakan
manajemen dan teknologi yang tepat dalam perencanaan ; d) tersedianya dana yang
memadai untuk menunjang.
Anggaran adalah rencana yang
diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu,
serta alokasi sumber – sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki
peran penting didalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan
sekolah. Maka seorang penanggungjawab program kegiatan disekolah harus mencatat
anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga dapat dibandingkan selisih
antara anggaran dengan pelaksanaan serta melakukan tindak lanjut untuk
perbaikan.
Proses
penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah dilingkungan Departemen
Pendidikan Nasional memadukan antara peraturan pemerintsh pusat dan sekolah.
Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan
pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak dapat mengubah dari petunjuk
penggunaan atau pengeluarannya, dan sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana
pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola pengelolaan
anggaran belanja sekolah terbatas pada pengelolaan tingkat operasional.
Untuk
mengefektifkan pembuatan anggaran belanja sekolah, kepala sekolah harus mampu
mengembangkan sejumlah dimensi perbuatan administratif. Kegiatan membuat
anggaran belanja bukan pekerjaan rutin atau mekanis, melibatkan pertimbangan
tentang maksud-maksud dasar dari pendidikan dan progam. Berdasarkan perspektif
tersebut pembuatan anggaran belanja dapat menemuka jalan bagi pengembangan dan
penjelasan konsep -konsep tentang tujuan – tujuan pendidikan yang diinginkan,
dan merancang cara-cara bagi pencapaiannya.
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan
dalam penyusunan RAPBS, yaitu :
- Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari : a). kontribusi orang tua siswa, b). sumbangan dari individu atau organisasi, c). sumbangan dari pemerintah, d). dari hasil usaha
2.
Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang
bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu
direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan
pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus.
Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid
dan benar – benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan
keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk
mempermudah pertanggungjawaban keuangan.
Rencana anggaran yang telah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah,
selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS).
Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang
akan dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah
yang terealisasikan bisa terjadi tidak sama dengan rencana anggarannya, bisa
kurang atau lebih dari jumlah yang telah dianggarkan. Ini dapat terjadi karena
beberapa sebab, yaitu :
1.
Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
2.
Terjadinya penghematan atau pemborosan
3.
Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang
telah diprogramkan
4.
Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi
5.
Penyusunan anggaran yang kurang tepat
5.
Proses
pengaturan
a Penerimaan
Banyak
pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan, namun dalam
pelaksanaannya pendekatan – pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan.
Dalam buku pedoman rencana, program dan pengganggaran dikemukakan bahwa sumber
dana pendidikan antara lain melipui anggaran rutin (DIK), anggaran pembangunan
(DIP), dana penunjang pendidikan (DPP) dana BP3, donatur dan lain-lain yang
dianggap sah oleh semua pihak terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya
bersumber pada pemerintah, orang tua dan masyarakat (Pasal 33 No. 2 Tahun
1989).
b. Penggunaan
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan untuk
kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan
efisien. Dana yang berasal dari SPP dan DPP pada umumnya digunakan untuk
pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan sarana dan pasarana,
pemeliharaan sarana dan pasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, dll.
c. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh pengeluaran dana
sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang
telah dietapkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen pembiayaan pendidikan (manajemen keuangan pendidikan) adalah
suatu kegiatan yang berkaitan dengan penataan sumber, penggunaan, dan
pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Dana
tersebut dapat bersumber dari pemerintah, orang tua siswa, masyarakat, alumni,
kegiatan peserta, serta dari kegiatan kewirausaha sekolah.
Tujuan dari manajemen keuangan adalah:
1.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan
keuangan sekolah.
2.
Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan
sekolah.
3.
Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Dana sekolah
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1.
Dana langsung dan dana tidak langsung.
2.
Dana masyarakat dan dana pribadi.
1.
Pengelolaan Dana di Sekolah
2.
Perencanaan Pengelolaan Dana
3.
Proses Penyusunan Anggaran
4.
Penyusunan Rencana Anggaran
Pengeluaran Belanja Sekolah
5. Proses
pengaturan
B.
Saran
Kami sadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dari segi redaksi ataupun materi, oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah kami kedepannya
DAFTAR
PUSTAKA
Amirin, Tatang M. (2010). Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta
Mulyasa, E. (2002). Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment