Thursday, 9 July 2015

Klasifikasi Dana Pendidikan Dan Manajemen Keuangan sekolah



 Klasifikasi Dana Pendidikan Dan Manajemen Keuangan sekolah
Diajuan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MataKuliah
 (Manajemen sekolah)
Dosen Pembimbing : DR Thha Hasan, MM./Asisten Neng Ulya,S.Pd.I


KELOMPOK VI
NAMA :
                            Dimas Janataka                  :121170501086
                            Dini Niswatu Umumah     :124117050117
                            Sofyan                               :




FAKUTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG

Jl Hs. Ronggowaluyo ,Telukjambe Timur, Karawang

 2015/2016


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.............................................................................................. ......... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ......... ii
BAB I     PENDAHULUAN.................................................................................... ......... 1
                     A.    Latar Belakang  ............................................................................................. 1
                     B.    Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
                     C.    Tujuan Penulisan............................................................................................. 1
      BAB II    PEMBAHASAN....................................................................................... ......... 2
                     A.   Klasifikasi Dana Pendidikan........................................................................... 2
                     B.  Manajemen Keuangan sekolah.............................................................. ......... 4

BAB III  PENUTUP ................................................................................................ ......... 8
                     A.    Kesimpulan..................................................................................................... 8
                     B.   Saran............................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTA








KATA  PENGANTAR

Puji  syukur  kami panjatkan  kehadirat  Allah  SWT  yang telah memberikan Rahmat  dan Hidayah-Nya  sehingga  kami  dapat  menyelesaikan karya  tulis  yang berbentuk makalah ini dengan judul klasifikasi dana pendidikan dan Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan sekolah ”.
Penyusunan  karya  ilmiah ini  untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Manajemen Sekolah dan juga sebagai  ajang latihan  untuk  membuat  skripsi pada  masa  mendatang
Tugas ini  dapat  terselesaikan  karena  adanya  dukungan  dari  berbagai  pihak. Oleh  sebab itu pada  kesempatan  ini  kami  mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penyusun  mengharap  kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak  demi penyempurnaan  penyusunan  karya  tulis  pada  masa  mendatang
Harapan  penyusun, semoga  karya  tulis ini  dapat  memberikan manfaat  bagi penyusun dan  pembaca.  
Karawang, 05 Maret 2015
   
                 
Penyusun,



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
   Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang di dalamnya memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan. Diantaranya adalah tenaga pendidik, tata usaha, peserta didik, dan staf tata usaha. Diantara kompoen tersebut harus memilki hubungan yang saling mendukung yang mampu menunjang operasional sekolah dan pada akhirnya kebutuhan anak didik akan pendidikan terpenuhi dengan baik.
  Dalam mendukung kegiatan pendidikan di sekolah manajemen keuangan pendidikan memilki peran penting. Setiap pelaksanaan kegiatan sekolah pastilah membutuhkan dana, dan dana tersebut diatur sedemikian rupa agar dana dapat dipergunakan secara efisien.
  Dana yang diperoleh sekolah dapat bersumber dari pemerintah, orang tua peserta didik, maupun dari pihak lain. Ketika dana tersebut sudah masuk, pengelolaan keuangan dibutuhkan untuk mengelola dana dengan baik dan transparan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai manajemen keuangan agar sekolah dapat memaksimalkan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.
B.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Klasifikasi Dana Pendidikan ?
2.      Bagaimana Manajemen Keuangan sekolah ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui Klasifikasi Dana Pendidikan
2.      Mengetahui Tentang Manajemen Keuangan sekolah




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Klasifikasi Dana Pendidikan
Pemikiran tentang dana pendidikan, paling tidak dapat difokuskan pada dana langsung, dana tak langsung, sumber-sumber dana pendidikan, kriteria kesejahteraan sosial maksimum, kriteria keputusan dan beberpa masalah dalam analisis keuntungan biaya. Analisis terhadap danalangsung dapat dilakukan dengan mengidentifikasi perbelanjaan untuk penyelenggaraan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi; Rata-rata anggaran pendidikan untuk tiap peserta didik ; serta biaya sarana-sarana pendukung ( transfortasi, buku-buku, uang saku, dan sebagainya ).
Dana tak langsung sering Juga dipandang sebagai yang tidak dapat dilihat secra nyata ( hidden costs), yang dapat dibedakan menjadi :
1.      Biaya yang seolah-olah hilang karena siswa berseolah, dibandingkan seandainya bekerja untuk mendapatkan pemasukan ( uang )
2.      Nilai pengecualian pajak seperti yang umumnya dikenakan pada lembaga-lembaga non profit ( tidak terkecuali lembaga pendidikan ) ;
3.      Inputed costs depresi dan bunga ( dalam hubungannya dengan biaya-biaya gedung dan perlengkapan pendidikan sekolah ).
Dalam kaitannya dengan dana pendidikan, Thomas (1985) mengungkapkan adanya dana langsung dan tidak langsung, serta dana masyarakat dan dana pribadi.
1.    Dana langsung dan tidak langsung.
Dana langsung ialah dana yang langsung digunakan untuk operasional sekolah dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan pelaksanan proses belajar mengajar, terdiri atas dana pembangunan dan dana rutin.
Dana tidak langsung ialah dana berupa keuntungan yang hilangdalam bentuk kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Dana tidak langsung juga menyangkut dana yang menunjang siswaa untuk dapat hadir di sekolah, yang meliputi biaya hidup, transportasi, dan dana lainnya. Dana tidak langsung sulit dihitung karena tidak ada catatan resmi. Berdasarkan alasan praktis biaya ini tidak turut dihitung dalam perencanaan oleh para administrator, perencana, atau pembuat keputusan.
                    Dana pembangunan ialah dana yang digunakan untuk pembelian tanah bangunan ruang kelas, perpustakaan, lapangan olahraga, konstruksi bangunan, serta penggantian dan perbaikan. Dana pembangunan ini, terdiri atas tiga kelompok, yaitu untuk siswa di sekolah, asrama siswa, dan tempat tinggal guru.
        Dana rutin ialah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Dana rutin digunakan untuk menunjang pelaksanaan program belajar-mengajar, pembayaran gaji guru dan personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan serta perawatan sarana dan prasarana.
Pembayaran gaji guru, kepala sekolah, dan para pegawai dalam manajemen berbasis sekolah seharusnya ditentukan atas pangkat , jabatan, pendidikan, dana masa kerja. Di samping itu, perlu dipertimbangkan masalah kreativitas dan prestasi kerjanya. Jumlah gaji yang diterima seorang pegawai minimal dapat memenuhi biaya hidup, yang merujuk pada daya beli dari penghasilan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
2.      Dana Masyarakat Dan Dana Pribadi
Dana masyarakat ialah dana yang dikeluarkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan, baik yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung, berupa uang sekolah, uang saku, dan dana lainnya. Dana tidak langsung seperti pajak dan retribusi, di dalam dana masyarakat termasuk dana pribadi, yaitu dana yang berasal dari rumah tangga termasuk kesempatan yang hilang. Dana pribadi ialah dana langsung yang dikeluarkan dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian buku, dan dana hidup setiap siswa.


B.    Manajemen Keuangan Sekolah
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Keuangan dan pembiayaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat. Investasi tersebut harus dikelola secara efekif dan efisien dan diarahkan langsung terhadap pencapaian tujuan. Hal ini merupakan kegiatan manajemen keuangan yang mengatur penerimaan, pengalokasian, dan pertanggungjawaban keuangan untuk menunjang pelaksanaan program pengajaran. 
Manajemen keuangan meliputi perencanaan finansial, pelaksanaan, dan evaluasi. Jones ( 1985 ) mengemukakan financial planning is called budgeting merupakan kegiatan mengkoordinasi sema sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa terjadi efek samping yang merugikan. Implementation involves accounting atau pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan. Evaluasi merupakam proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi prosedur anggaran, akuntasi keuangan, pembelajaran, pergudangan, pendistribusian, investasi, dan pemeriksaan. Bertolak dari pengertian, tahapan ( fungsi ), dan komponen manajemen keuangan, dalam proses manajemen keuangan sekolah diperlukan strategi pengelolaan yang efektif dan efisien.
1.        Pengelolaan Dana di Sekolah
Sekolah merupakan sistem yang terdiri atas serangkaian komponen yang saling terkait, dan membutuhkan masukan dari lingkungan untuk melakukan proses transformasi serta mengeluarkan hasil.
Salah satu cara berfikir , berkaitan dengan pengelolaan dana disekolah, adalah kreatif dan dinamis selaras dengan kebutuhan perkembangan yang terjadi dimasyarakat dan lingkungan. Hal tersebut dikenal juga dengan manajemen strategis, yang menyangkut orientasi ke masa depan, berhubungan dengan unit-unit kegiatan yang kompleks, perhatian terhadap manajemen puncak, pengaruh jangka panjang, dan alokasi sumber-sumber daya. Sehubungan dengan pendapat tersebut, berpikir strategik berkenaan dengan banyak pilihan sebagai alternatif pemecahan masalah, memerlukan seperangkat kemampuan analisis yang tepat dan cermat untuk memperkecil tingkat kesalahan yang timbul dimasa depan. Kerangka manajemen strategis yang dikemukakan Rowe meliputi perencanaan strategis, struktur organisasi, kontrol strategis, dan kebutuhan sumber. Manajemen strategis merupakan proses perencanaan dan pengelolaan terhadap keempat gugus komponen tersebut. Manajemen strategis berfungsi mengarahkan operasi internal organisasi berupa alokasi sumber daya manusia, sarana fisik dan keuangan, untuk mewujudkan interaksi optiamal dengan lingkungan sekitarnya.
        Strategis sekolah dalam menggali dana pendidikan secara administratif sangat tepat karena berkaitan dengan bagaimana seorang kepala sekolah melakukan upaya-upaya pengelolaan sumber daya dan sumber dana yang terdapat didalam lingkungan sekolah. Dalam MBS strategi tersebut dapat direalisasikan melaui penyelenggara berbagai kegiatan berikut :
a.       Melakukan analisis intenal dan eksternal terhadap berbagai potensi sumber dana
b.      Mengindentifikasi, mengelompokkan dan memperkirakan sumber-sumber dana yang dapat digali dan dikembangkan
c.       Menetapkan sumber-sumber dana melalui:
1)      Musyawarah dengan orang tua siswa baru, pada awal tahun ajaran
2)      Musyawarah dengan para guru untuk mengembangkan koperasi sekolah
3)      Menggalang partisipasi masyarakat melalui dewan sekolah
4)      Menyelenggarakan kegiatan olahraga dan kesenian peserta didik untuk mengumpulkan dana dengan memanfaatkan fasilitas sekolah.
2.        Perencanaan Pengelolaan Dana
Perencanaan dalam manajemen keuangan ialah kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perencanaan menghimpun sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan berhubungan dengan anggaran atau budget, sebagai penjabaran suatu rencana kedalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan. Ada dua bagian dalam penganggaran, yaitu perkiraan pendapatan dan pengeluaran. Prakiraan dan penyajian pendapatan harus dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat direalisasikan.
3.        Proses Penyusunan Anggaran
Proses perencanaan anggaran di sekolah, sangat sederhana dan kepala sekolah dapat melaporkan secara sederhana pula. Format yang digunakan untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ( RAPBS ) (1) Sumber pedapatan; (2) pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan saran prasarana, pengembangan sumber belajar dan alat pelajaran, serta honorarium dan kesejahteraan.
Dalam kaitannya dengan proses penyususnan anggaran ini, Lipham ( 1985 ) mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai berikut : 
a.       Merencanakan anggaran
b.      Mempersiapkan anggaran
c.       Mengelola pelaksanaan anggaran
d.      Menilai pelaksanaan anggaran
Proses penyusunan anggaran memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rencana anggaran. Banyak faktor yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran pendidikan di sekolah, seperti perkembangan peserta didik, inflasi, pengembangan program, dan perbaikan serta peningkatan pendekatan belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan perencanaan dan pembiayaan MBS perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a.       Mengganti beberapa peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.
b.      Melakukan perbaikan terhadap peraturan dan input lain yang relevan, dengan merancang pengembangan sistem secara efektif.
c.       Melakukan pengawasan dan penilaian terhadap proses dan hasil MBS secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa MBS dapat diimplementasikan secara efektif dan berjalan lancar apabila didukung oleh beberapa sumber yang essensial, seperti: a) Sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan luas serta tepat waktu sesuai dengan dinamika sosial masyarakat; b) tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu untuk menunjang pembuatan keputusan; c) menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat dalam perencanaan ; d) tersedianya dana yang memadai untuk menunjang.
4.      Penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber – sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting didalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah. Maka seorang penanggungjawab program kegiatan disekolah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga dapat dibandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan serta melakukan tindak lanjut untuk perbaikan.
Proses penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional memadukan antara peraturan pemerintsh pusat dan sekolah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak dapat mengubah dari petunjuk penggunaan atau pengeluarannya, dan sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola pengelolaan anggaran belanja sekolah terbatas pada pengelolaan tingkat operasional.
Untuk mengefektifkan pembuatan anggaran belanja sekolah, kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi perbuatan administratif. Kegiatan membuat anggaran belanja bukan pekerjaan rutin atau mekanis, melibatkan pertimbangan tentang maksud-maksud dasar dari pendidikan dan progam. Berdasarkan perspektif tersebut pembuatan anggaran belanja dapat menemuka jalan bagi pengembangan dan penjelasan konsep -konsep tentang tujuan – tujuan pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara bagi pencapaiannya.
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS, yaitu :
  1. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari : a). kontribusi orang tua siswa, b). sumbangan dari individu atau organisasi, c). sumbangan dari pemerintah, d). dari hasil usaha
2.      Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid dan benar – benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah pertanggungjawaban keuangan.
Rencana anggaran yang telah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang terealisasikan bisa terjadi tidak sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang telah dianggarkan. Ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1.      Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
2.      Terjadinya penghematan atau pemborosan
3.      Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan
4.      Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi
5.      Penyusunan anggaran yang kurang tepat
5.    Proses pengaturan
a  Penerimaan
Banyak pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan, namun dalam pelaksanaannya pendekatan – pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan. Dalam buku pedoman rencana, program dan pengganggaran dikemukakan bahwa sumber dana pendidikan antara lain melipui anggaran rutin (DIK), anggaran pembangunan (DIP), dana penunjang pendidikan (DPP) dana BP3, donatur dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber pada pemerintah, orang tua dan masyarakat (Pasal 33 No. 2 Tahun 1989).
b.    Penggunaan
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan untuk kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dana yang berasal dari SPP dan DPP pada umumnya digunakan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan sarana dan pasarana, pemeliharaan sarana dan pasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, dll.
c.    Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh pengeluaran dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah dietapkan. 

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manajemen pembiayaan pendidikan (manajemen keuangan pendidikan) adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Dana tersebut dapat bersumber dari pemerintah, orang tua siswa, masyarakat, alumni, kegiatan peserta, serta dari kegiatan kewirausaha sekolah.
Tujuan dari manajemen keuangan adalah:
1.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.
2.      Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3.      Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Dana sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1.      Dana langsung dan dana tidak langsung.
2.      Dana masyarakat dan dana pribadi.
Adapun manajemen keuangan di sekolah terdiri dari :
1.      Pengelolaan Dana di Sekolah
2.      Perencanaan Pengelolaan Dana
3.      Proses Penyusunan Anggaran
4.      Penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah
5.      Proses pengaturan
B.    Saran
Kami sadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dari segi redaksi ataupun materi, oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah kami kedepannya

DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M. (2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta
Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

No comments:

Post a Comment